Transformasi Ekonomi, Struktur Masyarakat Berbias Gender, dan Kesejahteraan Pekerja Perempuan Indonesia

Abstract

Sebelum terjadinya krisis ekonomi, perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan yang sangat pesat, yaitu sekitar 7 persen per tahun. Menurut teori pertumbuhan Hollis Chenery, apabila sebuah negara mengalami pertumbuhan yang dicerminkan oleh peningkatan GDP maka kontribusi sektor pertanian akan mengalami penurunan dan digantikan oleh sektor industri. Seiring dengan pergeseran ini, struktur pekerja pun  akan berubah karena dengan berkurangnya kontribusi sektor pertanian terhadap GDP maka sektor tersebut juga membutuhkan jumlah pekerja yang lebih sedikit dibandingkan sebelumnya dan sebaliknya untuk sektor industri. Karena upah yang berlaku di sektor industri lebih tinggi dibandingkan sektor pertanian, maka dengan semakin tingginya kontribusi sektor industri terhadap GDP Indonesia semakin tinggi pula rata-rata upah yang diterima oleh pekerja di Indonesia. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan rata-rata masyarakat Indonesia.Indonesia memiliki jumlah penduduk perempuan yang cukup banyak, namun kenyataannya peningkatan GDP tidak membawa peningkatan kesejahteraan yang signifikan bagi pekerja perempuan karena pekerja perempuan masih terbentur oleh struktur masyarakat yang berbias gender. Akan sangat dibutuhkan langkah-langkah yang tepat untuk mengubah pola pikir masyarakat yang berbias gender agar kesempatan bagi pekerja perempuan lebih terbuka sehingga mereka lebih dapat merasakan peningkatan kesejahteraan sebagai dampak positif dari peningkatan GDP Indonesia.Kata kunci: GDP, pertumbuhan, transformasi ekonomi, proses akumulasi, proses alokasi, proses distribusi, proses demografi, bias gender