Pengaruh Kebijakan Dividen, Current Ratio, Struktur Modal dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas dan Implikasinya terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022)

Abstract

Penelitian ini menpunyai tujuan dalam menguji analisis pengaruh kebijakan dividen, current ratio, struktur modal dan perputaran jumlah harta terhadap profitabilitas dan implikasinya terhadap harga saham pada industri otomotif di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditahun 2019-2022. Data serta jenis penelitian yaitu data sekunder dengan penelitian kuantitatif. Pemilihan Sampel pada penelitian ini menggunakan metode purpose sampling dengan sampel sebanyak 8 industri. Analisis data mengunakan tehnik regresi berganda dengan software eviews versi 9.Hasil penelitian ini dapat menunjukkan 2 kesimpulan model yaitu model pertama bahwacurrent ratio menpunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas, total asset turnoverberpengaruh positif siginifkan terhadap profitabilitas, struktur modal menpunyai pengaruh negatif siginifkan terhadap profitabilitas, kebijakan dividen berpengaruh negatif siginifkanterhadap profitabilitas dan current ratio, total asset turnover, struktur modal dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas. Model kedua menunjukkan hasil penelitian bahwa current ratio menpunyai pengaruh positif siginifkan terhadap harga saham, total asset turnover menpunyai pengaruh negatif siginifkan terhadap Harga Saham, Struktur Modal menpunyai pengaruh negatif siginifkan terhadap Harga Saham, kebijakan dividen menpunyai pengaruh negatif siginifkan terhadap harga saham dan current ratio, total asset turnover, struktur modal dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian berkesimpulan dimana perputaran jumlah harta berpengaruh positif siginifkan terhadap profitabilitas dan berpengaruh negatif siginifkan terhadap harga sahammenpunyai implikasi bahwa semakin efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan, semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut akan menghasilkan laba yang tinggi. Investor mungkin melihat peningkatan total asset turnover sebagai tanda bahwa perusahaan terlalu bergantung pada asetnya untuk menghasilkan pendapatan, daripada fokus pada pertumbuhan jangka panjang atau inovasi. Ini dapat mengurangi persepsi nilai perusahaan dalam jangka panjang, mengakibatkan penurunan harga saham.