Tinjauan Normatif Kedudukan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sebagai State Auxiliary Organ berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik

Authors

  • Mohamad Alen Aliansyah Master of Laws University of Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.28932/di.v13i2.4215

Keywords:

National Collective Management Organization (LMKN), PP No. 56/2021, State Auxiliary Organ, Stufentheorie

Abstract

The Government Regulation No. 56 of 2021 on Management of Song and/or Music Royalty (PP No. 56/2021) has given a huge impact in regulating National Collective Management Organization (LMKN) since it has given more detailed provisions for LMKN in terms of its definition, legal standing, and function than that on Ministry of Law and Human Rights No. 36 of 2018 on Procedures for Application and Issuance of Operational Permits and Evaluation of Collective Management Institutions. In PP No. 56/2021, LMKN has been defined as Lembaga Bantu Pemerintah (State Auxiliary Organ) and given authority to use its operational funds that come from royalties being collected by them. However, those provisions seem to be problematic as the previous basis regulation has not yet regulated the stipulations. By using stufentheorie created by Hans Kelsen and then developed by Hans Nawiasky, therefore, this research aims to know if the provisions of LMKN as State Auxiliary Organ and the authority given to LMKN to use operational funds from collected royalties as regulated in PP No. 56/2021 contradict with its ground norm. This research compares PP No. 56 of 2021 with Copyright Law and the other prevailing regulations and results that provisions of LMKN as a State Auxiliary Organ and the authority to use its operational funds are invalid. Therefore, the regulation needs to be harmonized to create a legal order. Keywords: National Collective Management Organization (LMKN), PP No. 56/2021, State Auxiliary Organ, Stufentheorie

Downloads

Download data is not yet available.

References

Buku

Jimly Asshiddiqie dan M. Syafa’at Ali, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta: Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006.

Hans Kelsen, General Theory of Law and State, diterjemahkan oleh Anders Wedberg, Massachusetts: Harvard University Press, 1949.

Jurnal

Afifah Husnun U.A, et. al. “Mekanisme Pengelolaan Hak Royalti Musik oleh LMK & LMKN Ditinjau dari Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik”, Jurnal Padjajaran Law Review, Volume 9 No. 1, 2021.

Agus Sardjono, et.al, “The Effectiveness of National Collective Management Organization Regulation”, Indonesia Law Review, Volume 6. No. 3, 2016.

Agus Sardjono, “Problem Hukum Regulasi LMK & LMKN sebagai Pelaksanaan Undang-Undang Hak Cipta 2014”, Jurnal Hukum dan Pembangunan, Volume 46 No. 1, 2016.

Ahmad Basarah, “Kajian Teoritis terhadap Auxiliary State’s Organ dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia”, Jurnal MMH, Jilid 43, No. 1, 2014.

Asma Karim, “Kepastian Hukum Lmkn Sebagai Lembaga Terpadu Satu Pintu Penghimpun dan Pendistribusi Royalti Hak Cipta dan Hak Terkait Bidang Musik dan Lagu”, Jurnal Legalitas, Vol. 13(1), 2021.

Kelik Iswandi dan Nanik Prasetyoningsih, “Kedudukan State Auxiliary Organ dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”, Jurnal Penegak Hukum dan Keadilan, Vol. 1 No. 2, 2020.

Sudjana, “Eksistensi dan Kewenangan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dalam Perspektif Hukum Indonesia”, Jurnal Hukum Sasana, Volume 6 No. 1, 2020.

Disertasi

A. Hamid A. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara: Suatu Studi Analisis mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita i-Pelita IV, Disertasi Ilmu Hukum Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 1990.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta dan/atau Musik.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 29 Tahun 2014 tentang Tata Cara Permohonan dan Penerbitan Izin Operasional serta Evaluasi Lembaga Manajemen Kolektif.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Permohonan dan Penerbitan Izin Operasional serta Evaluasi Lembaga Manajemen Kolektif.

Majalah

Aisha Shadira, Penunggang Kuda Sistem Royalti, TEMPO, 1 – 7 November 2021.

Pranala Luar

Fery Noviandi. Mengupas Kedudukan LMKN dalam PP 56 Tahun 2021 tentang Royalti Musik, https://www.suara.com/pressrelease/2021/08/13/011646/mengupas-kedudukan-lmkn-dalam-pp-56-2021-tentang-royalti-musik?page=all, diakses pada tanggal 19 November 2021.

Soegiyono, Pentingnya Harmonisasi Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, diakses melalui https://puskkpa.lapan.go.id/files_arsip/Soegiyono_Pentingnya_Harmoniasi_2015.pdf, diakses pada 14 November 2021.

Lain-lain

Departemen Hukum dan HAM RI Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 2008, “Laporan Tim Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Hak Cipta”, 2008.

Sri Soemantri, “Lembaga Negara dan State Auxiliary Bodies dalam Sistem Ketatanegaraan Menurut UUD 1945”, disampaikan dalam dialog hukum dan non hukum “Penataan State Auxiliary Bodies dalam Sistem Ketatanegaraan” Departemen Hukum dan HAM RI, Badan Pembinaan Hukum Nasional bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya 26-29 Juni 2007.

Published

2022-03-15

How to Cite

Aliansyah, M. A. (2022). Tinjauan Normatif Kedudukan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sebagai State Auxiliary Organ berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik. Dialogia Iuridica, 13(2), 001–020. https://doi.org/10.28932/di.v13i2.4215